TANTRUM - Pada Jumat (16/9) lalu, rupiah ditutup melemah 57 poin atau 0,38 persen ke posisi Rp14.955 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.898 per dolar AS.
Di awal perdagangan pekan ini, nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta melemah. Rupiah pagi ini, Senin (19/9) rupiah melemah 19 poin atau 0,13 persen ke posisi Rp14.974 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.955 per dolar AS.
Kondisi ini diakibatkan adanya sentimen pasar terhadap rencana The Fed yang kemungkinan menaikkan Fed Fund Rate 75 bps menjadi 3,25 persen.
Pelaku pasar memperkirakan bank sentral AS akan tetap agresif ketika menaikkan suku bunga acuannya. Dengan kenaikan suku bunga The Fed, Bank Indonesia diprediksi juga akan menaikkan suku bunga acuannya atau BI 7-Day Reverse Repo Rate.
Baca Juga:Stadion San Siro Dirobohkan, AC Milan dan Inter Sepakat
Sebelumnya, Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI pada 22-23 Agustus 2022 lalu memutuskan untuk menaikkan suku bunga acuan alias BI-7 Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 25 basis poin (bps) dari 3,5 persen menjadi 3,75 persen.
Suku bunga deposit facility juga dinaikkan sebesar 25 bps menjadi tiga persen dan suku bunga lending facility turut ditingkatkan sebesar 25 bps menjadi 4,5 persen.
Keputusan tersebut disebut sebagai langkah pre-emptive dan forward looking untuk memitigasi risiko peningkatan inflasi inti dan ekspektasi inflasi akibat kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) non-subsidi dan inflasi harga pangan bergejolak atau volatile food.