Scroll untuk membaca artikel
Senin, 19 September 2022 | 10:41 WIB

Kinerja Ekspor Sektor Industri Manufaktur Terus Melambung

ARR Vaujie M
Kinerja Ekspor Sektor Industri Manufaktur Terus Melambung
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita (suara.com)

TANTRUM - Kinerja industri pengolahan terus meroket.  Industri ini mencatatkan nilai ekspor sepanjang Januari-Agustus 2022 sebesar 139,23 miliar dolar AS atau naik 24,03 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu.

Sektor industri saat ini, memberikan kontribusi paling besar, dengan sumbangsih hingga 71,55 persen terhadap total nilai ekspor nasional yang menembus 194,60 miliar dolar AS.

“Kinerja ekspor dari sektor industri manufaktur masih terus melambung, meskipun berada di tengah risiko ketidakpastian kondisi global yang membayangi ekonomi nasional,” kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita di Jakarta, Minggu, 18 September 2022.

Menperin menegaskan, pengapalan sektor industri manufaktur konsisten memberikan andil yang besar terhadap surplus neraca perdagangan Indonesia.

Baca Juga:Pembangunan Infrastruktur Era Jokowi Diklaim Lebih Baik Dibanding Era SBY

“Neraca perdagangan kita surplus selama 28 bulan berturut-turut, dan ini menunjukkan bahwa kebijakan pemerintah dalam pemulihan ekonomi berada pada jalur yang tepat,” ungkapnya.

Merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS), neraca perdagangan secara kumulatif pada Januari-Agustus 2022 mengalami surplus sebesar 34,92 miliar dolar AS atau tumbuh 68,6 persen dibandingkan periode sama tahun lalu.

Surplus neraca perdagangan tidak terlepas dari program hilirisasi industri yang terus kami jalankan, guna meningkatkan nilai tambah sumber daya alam di Indonesia,” tutur Agus.

Ia menegaskan, nilai ekspor komoditas turunan nikel meningkat signifikan sejak pemerintah memberlakukan pelarangan ekspor bijih nikel mulai awal tahun 2020.

Hal ini terlihat dari nilai ekspor komoditas turunan nikel pada Januari-Agustus 2022 yang mencapai 12,35 miliar dolar AS atau tumbuh hingga 263 persen jika dibandingkan tahun 2019, sebelum pemberlakuan larangan ekspor bijih nikel yang hanya mencapai 3,40 miliar dolar AS.

Baca Juga:Sejarah 19 September, Stadion San Siro Milan Diresmikan

“Enam tahun yang lalu, ekspor kita dari nikel kira-kira hanya 1,1 miliar dolar AS. Sedangkan, pada tahun 2021 sudah mencapai 20,9 miliar dolar AS. Artinya, nilai tambah lompatannya hingga 19 kali," katanya.

Ia menegaskan, pemerintah terus memacu tumbuhnya industri smelter yang terbukti memberikan multiplier effect yang luas bagi perekonomian nasional.

Berita Terkait

Tag

terpopuler

Makro

Terkini

Loading...
Load More
Ikuti Kami

Dapatkan informasi terkini dan terbaru yang dikirimkan langsung ke Inbox anda