Malam Ini Hujan Meteor di Indonesia

Rangkaian hujan meteor terjadi di Indonesia selama tiga hari

ARR Vaujie M
Sabtu, 30 Juli 2022 | 17:13 WIB
Malam Ini Hujan Meteor di Indonesia
Ilustrasi Hujan Meteor (April Chen/Unsplash)

TANTRUM - Rangkaian hujan meteor terjadi di Indonesia selama tiga hari, dimulai pada Jumat (29/7) malam. Malam tadi, warga Indonesia bahkan bisa melihat sampai 16 meteor per jam.

Peneliti Utama bidang Astronomi dan Astrofisika Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Thomas Djamaluddin menyebut itu terkait dengan fenomena hujan meteor Alpha-Capricornids dan Delta-Aquariids.

Thomas mengatakan dua hujan meteor ini terjadi di langit selatan sehingga cocok diamati dari Indonesia. Ada beberapa waktu yang cocok untuk menikmatinya. 

Pertama, warga Indonesia dapat mengamati hujan meteor Delta Aquariids pada Jumat hingga Sabtu (29/7 - 30/7) mulai pukul 23.00 WIB di ufuk timur.

Baca Juga:LG DualUp Monitor Jadi Alternatif Pekerja Kreatif Digital

Sementara itu, puncaknya sekitar pukul 02.00 WIB di langit selatan. Menurutnya, hujan meteor Delta-Aquariids tergolong hujan meteor yang agak kuat.

"Ada 16 meteor per jamnya. Tapi, untuk melihat hujan meteor ini persyaratannya kondisi cuaca harus cerah, medan pandang ke langit selatan tidak terhalang oleh gedung dan pohon, juga jauh dari polusi cahaya," ujarnya,melalui keterangan tertulis dicuplik dari CNN Indonesia, Sabtu, 30 Juli 2022.

Ia menyebut sumber meteori itu daru debu-debu komet 96P/Machholz diduga menjadi sumber hujan meteor ini.

Waktu kedua yang tepat untuk menikmati hujan meteor Alpha-Capricornids yakni pada Sabtu hingga Minggu (30/7 - 31/7) mulai pukul 20.00 WIB di ufuk timur.

"Namun waktu terbaik adalah setelah lewat tengah malam di arah langit selatan. Diperkirakan ada sekitar 5 meteor per jam yang tampak melintas di langit," ungkapnya, dikutip dari situsBRIN.

Baca Juga:Sempat Bingung, Bima Sakti Sudah Kantongi 11 Nama Pemain yang Akan Diturunkan Hadapi Filipina U-16

Hujan meteor ini berasal dari gugusan debu komet 169P/NEAT yang berpapasan dengan bumi.

Thomas menjelaskan hujan meteor adalah fenomena astronomi tahunan yang terjadi ketika sejumlah meteor tampak meluncur silih berganti dari titik tertentu di langit. Meteor tampak seperti bintang jatuh atau bintang berpindah.

Meteor merupakan batuan atau debu antar-planet yang memasuki atmosfer lalu terbakar karena gesekan atmosfer.

"Debu-debu komet yang berukuran kecil kecil memasuki atmosfer bumi lalu terbakar menampakkan seperti bintang jatuh. Walau jumlah meteornya sedikit, kadang-kadang hujan meteor ini menampakkan meteor terang dari sisa-sisa komet yang berukuran lebih besar," jelas dia.

Gabungan dua hujan meteor di langit selatan menjadi daya tarik bagi pengamat langit di Indonesia. 

Diharapkan, kondisi kemarau dan tanpa gangguan cahaya bulan membuat pengamatan hujan meteor lebih menarik.

Ia menyarankan untuk memilih lokasi pengamatan yang minim gangguan cahaya lampu serta medan pandang ke langit selatan yang tidak terhalang pohon atau bangunan.

Selain itu, katanya, pengamatan meteor lebih baik tanpa alat, karena mata mempunyai medan pandang yang lebih luas.

"Berbahayakah hujan meteor ini? Sama sekali tidak berbahaya. Debu-debu sisa komet habis terbakar pada ketinggian di atas 80 km," pungkas Thomas.

REKOMENDASI

BERITA TERKAIT

Terkini

Tampilkan lebih banyak