TANTRUM - Peran sains data dan informasi di era industri 4.0 sangat dirasakan di bidang pertanian modern.
Hal ini sebagai salah satu upaya mewujudkan metode pertanian cerdas melalui pemanfaatan teknologi.
Saat ini di Indonesia sebagian besar masih menggunakan teknologi tradisional yang mengandalkan kondisi kesuburan tanah.
Padahal, dengan potensi tersebut Indonesia memiliki kesempatan untuk menjadi penghasil pangan terbesar di dunia jika dapat memanfaatkan teknologi maju.
Baca Juga:Man United dan Barcelona Sepakati Transfer Frenkie de Jong 65 Juta Euro
"Data sains di bidang pertanian akan sangat berperan dalam upaya meningkatkan produktivitas pertanian di tengah keterbatasan lahan, air dan penyubur, sementara dari sisi populasi penduduk semakin meningkat," ujar Kepala Organisasi Riset Elektronika dan Informatika Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Budi Prawara dalam keterangan tertulisnya, Bandung, 29 Juni 2022.
Budi mengatakan Pusat Sains Data dan Informasi, berkontribusi dalam perkembangan smart agriculture yang berfokus pada berbagai riset dalam menghadirkan berbagai aplikasi yang dapat mendukungnya.
Menurut Budi, dengan memanfaatkan teknologi maju yang dapat mendukung produktivitas, efisiensi dan efektivitasnya.
"Hal ini karena semua aktivitas manusia akan tergantung pada ketersediaan data dan informasi yang berkualitas," kata Budi.
Sama halnya dengan pendapat dari Kepala Pusat Riset Sains Data dan Informasi BRIN, Esa Prakasa.
Baca Juga:Dua Warga Meksiko Jadi Tersangka Kasus Kematian Tragis 51 Migran Di Texas
Eka menyebutkan produk pertanian saat ini masih dikerjakan secara manual, padahal ini menjadi sangat penting dari sisi atau penyedia pangan dan merupakan kebutuhan pokok.
"Dari berbagai permasalahan selama ini hanya dapat ditangani secara manual oleh orang-orang berpengalaman, sehingga kemampuan untuk menangani hal tersebut terbatas," ucap Esa.
Dengan adanya aplikasi maka pengamatan, analisis, dan identifikasi pertumbuhan tanaman pertanian sebut Eka, dapat dilakukan secara cepat dan akurat.
Itu dapat dilakukan karena aplikasi menggunakan model deep learning yang telah dilatih dengan data-data real hasil pengumpulan secara langsung
"BRIN menggelar webinar yang bertajuk Talk To Scientist dengan narasumber yang merupakan kolaborasi dari Pusat Riset Sains Data dan Informasi yang telah melakukan riset bersama pada beberapa tahun sebelumnya," sebut Eka.
Harapannya dengan kehadiran bersama antara periset dan kolaborator dalam satu forum, dapat menguatkan bahwa kegiatan riset yang telah dilakukan.
Pertemuan ini dianggap Eka bermanfaat pada kondisi riil dan menjadi peluang untuk dapat dikomersialisasikan pada pihak ketiga seperti industri.