TANTRUM - Realisasi Anggaran Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN), telah mencapai 20,9 persen atau Rp 95,13 triliun dari total Rp 455,62 triliun pada awal Juni ini.
Rinciannya, sebanyak 20 persen atau Rp 24,46 triliun dari bidang kesehatan yang digunakan untuk klaim tenaga kesehatan, insentif perpajakan vaksin dan alat kesehatan, kemudian juga terkait pengadaan vaksin dan dana desa.
Sedangkan dari sisi perlindungan masyarakat, realisasinya telah mencapai 36,1 persen atau Rp 55,85 triliun yang digunakan untuk Program Keluarga Harapan, Kartu Sembako, BLT minyak goreng, BLT Desa , Bantuan Pedagang Kaki Lima, Warung dan Nelayan serta Kartu Pra Kerja.
Di samping itu, pemulihan ekonomi sebesar 8,3 persen atau Rp14,83 triliun dari Rp 178 triliun, yang diperuntukan untuk di sektor pariwisata, dukungan UMKM dan fasilitas perpajakan.
Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto memaparkan, dalam kasus Covid-19, secara keseluruhan masih dalam tahap yang baik bila dibandingkan dengan berbagai negara lain.
"Kalau kasus kita sekitar 574 harian, Australia bisa 16 ribu, India 8.500, Singapura 3.100, Thailand 2.400, bahkan Malaysia 1.700,” katanya.
Reproduksi kasus efektif Indonesia, kata ia, relatif stabil di angka 1 dengan rincian di Jawa-Bali 1 dan Sumatera 1. Kemudian Nusa Tenggara, Kalimantan, Sulawesi dan Papua yang masing-masing 0,99 serta Maluku sebesar 0,98.
"Dari tingkat kesembuhan secara nasional 97 persen, angka kematiannya 2,58, dan kita lihat penularan kasus kebanyakan lokal, yang kasus di dari perjalanan luar negeri sekitar 25 kasus," ujarnya.